surat cinta buat suami (memperingati hari jadian)

masih inget nggak saat awal pertama kali kita ketemu?
aku lari-lari masuk keruangan kelas gara-gara telat
berharap gak ada yang tau kedatanganku saat itu
tapi ternyata karena cerobohku, aku malah bikin keributan
dan kamu yang sedang mengajar di depan teralihkan perhatiannya
saat itu, kita pertama kali saling menatap satu sama lain
mungkin saat itu pertama kalinya aku tertarik sama sayang

masi inget gak saat pertama kali kita ngobrol?
menemukan kesamaan kita di komik
ketawa bareng sambil cerita tentang semua banyolan yang kita punya
sedikit terbuka akan pikiran satu sama lain
mungkin saat itu pertama kalinya aku ngerasa nyaman sama sayang

masi inget nggak waktu kita pergi bareng?
naek vespa hitam punyamu
sesekali pernah mogok yang bikin ku ketawa keras
yang kadang lampunya mati trus harus ditabok supaya hidup
atau harus dimiringin ataupun ditendang supaya mau hidup mesinnya
dan sekarang vespa itu sudah berganti motor cowok
mungkin saat itu aku ngerasa sayang kamu jual vespa itu

masi inget gak waktu kita pertama kali nonton bareng?
kamu jemput aku, kita pergi ke bioskop
diskusi mau nonton apa
pilihan yang buruk buat aku yang akhirnya milih nonton horor
mungkin saat itu aku bener2 pengen sayang meluk aku ketika aku takut

awal jadian, aku ngerasa kamu mungkin bukan cowok romantis
tapi semakin lama, aku ngerasa kalo sayang adalah yang terbaik buat aku
pertengkaran pertama kita yang buat aku sedih
sedih karena sebenarnya jauh dilubuk hatiku aku takut kehilangan sayang
juga bisikan kata keramat darimu
yang buat aku serasa jatuh terbang bebas dari langit

tapi semua itu terasa bukan apa-apa
dibanding saat sayang mendengarkan keluh kesahku
memijat kakiku
mengelus perutku yang semakin membuncit
dan memberikan yang kuinginkan ketika ku hamil

semua itu juga terasa bukan apa-apa
dibanding saat sayang membesarkan hatiku
ketika ku kesakitan akan melahirkan
menemaniku dikala ku berusaha mengejan
dan mengecup keningku
sambil mengatakan terimakasih sudah memberikan putri untukmu

wajahmu yang bahagia
ketika menimang
mengganti popok
memandikan
atau sekedar bercanda dengan adara
membuatku merasa sebagai wanita yang paling beruntung

saat ini, bukan tampanmu
kekayaanmu
ataupun jabatanmu yang membuatku terpana
tapi cinta, kasih sayang dan tanggung jawabmu
yang membuat aku selalu merasa jatuh cinta lagi

MET HARI JADIAN CINTA
SUDAH 5 TAHUN LHO
SALAMAN YUUUKKK….

Bebersih-Beberes-Menata

Tanaman memang harus dipangkas agar terus tumbuh. Dengan setiap guntingan saya yakin membuang bagian yang telah mati dan memberikan ruang untuk pertumbuhan yang baru. Memangkas secara berkala tidak hanya baik untuk tanaman tetapi juga merupakan irama alami bagi diri kita sendiri. Membersihkan jamban, mengatur kertas-kertas pribadi, membuang potongan kertas dan membersihkan kolam adalah berbabagai bentuk pemangkasan. Saya tahu bila cuca semakin hangat, secara alami orang-orang akan membuat komitmen ulang untuk menjalani hidup yang lebih aktif dan sehat, dimulai dari memangkas bagian-bagian dari kehidupan mereka yang tidak lagi membuat mereka berkembang. Pemangkasan internal ini membantu Anda menemukan lagi potensi Anda yang tersembunyi untuk terus bertumbuh (Hale Sofia Schatz, Eat Right in a Modern Life)

Saya baru membaca lagi buku yang diberikan suami saya dulu waktu kita masih pacaran. Dari judulnya saja sudah saya tahu kalau itu sindiran untuk berat badan saya yang membuat saya menjadi sumon alias super montok saat itu. Setelah lama buku itu tertumpuk nganggur di bawah tumpukan diktat-diktat kuliah saya, akhirnya saya putuskan untuk membacanya lagi. Baru membaca pembukaannya, saya udah menemukan paragrap yang menarik dan sepertinya sesuai dengan kehidupan saya saat ini.

Pemangkasan dalam kehidupan. Sebagian besar yang dimaksud emak Hale dalam kata pemangkasan ini adalah bersih-bersihnya, ato beres-beresnyaato lebih kerennya itu penataan ulang. Bersih-bersih ataupun beres-beres menurut saya buka cuma untuk rumah atau keadaan yang kotor dan enggak karuan aja. Kadangkala, kehidupan manusia menurut saya sering ruwet seiring dengan waktu dan bersih-beres itu sangat diperlukan.

Saya masih ingat bagaimana saya harus memangkas bagian dari kehidupan saya yang membuat saya tidak berkembang. Saya merasa saya pernah bepengalaman terperosok dalam kebodohan saya untuk menangisi beberapa hal yang kalo saya pikir sekarang itu sangat lucu. Seandainya saja saat itu saya tidak memangkas pemikiran-pemikiran ‘aneh’ saya, tentunya saya masih jadi manusia yang sama yang seperti dulu.

Penataan pemikiran, penataan kehidupan, ataupun penataan hati saya kira mutlak dibutuhkan manusia. Sulit pertamanya, tapi saya yakin dengan semakin dewasanya pemikiran seseorang, maka makin cepat dan mudah penataan itu. Bahkan, kadangkala penataan itu terjadi secara otomatis karena pengalaman-pengalaman dalam hidup. Masih ingat betapa noraknya saya waktu saya ngefans sama sesosok cowok kelas sebelah kala masih SMP. Hedeeewwww… kalo inget saat itu, pengen rasanya masuk ke dalem sumur trus bertapa disana (sapa tau bisa jadi sakti). Semua kenorakan itu terjadi karena saya belum mampu menata hati saya. Kalo sekarang ya jangan ditanya bagaimana expert-nya saya. Apa bisa bayangin nasib saya kalo mas norak sama cowok seperti dulu. Bisa-bisa suami saya ngamuk 7 hari 7 malem. Hehehehe….

Yah, sebagai ibu rumah tangga memang harus banyak belajar soal menata-bebersih-beberes ini. Semoga saya menjadi ahli di bidang ini. Doakan saya yaaa…. (halah!)

Rest In Piece Joni

Saat ini usia dara sudah 3 bulan. Kemarin saya dan suami seperti biasa merayakannya dengan kegiatan nyuci jibret dan becanda sama anaknya. Tanpa sadar saya ingat lagi dengan Joni, almarhum kucing kesayangan keluarga kami. Kucing yang usianya hampir 3 tahun itu sudah 3 bulan ini berpulang. Tampaknya keluarga kami juga belum bisa lupa.

Keluarga saya, terutama ibu saya dulunya paling tidak suka kalo anaknya memelihara kucing. Saya masih ingat, kucing-kucing yang selalu langganan dating ke rumah (dan saya anggap saya pelihara) berakhir di pasar atau di belakang rumah sakit. Tapi untuk Joni ini cukup berbeda. Sebetulnya Jonipun hampir bernasib sama. Tapi karena unsur kasihan bersama dan berjamaah jadinya dia jadi kucing keluarga kami.

Joni datang waktu dia masi sangat kecil dan mungkin baru berusia beberapa hari bersama ibu dan sodaranya (sodaranya sudah alm waktu mash kecil dan ibunya sudah berkelana lagi). Karena itu kami sekeluarga sepakat untuk men’sekolah’kan keluarga kecil itu nanti kalo sudah cukup besar. Tapi sejalan dengan waktu, akhirnya kami sekeluarga malah urung untuk membuangnya.

Kucing yang satu itu super manja terutama sama ibu saya. Waktu dia memecahkan kecap bumbu yang baru saja dibeli (bahkan segelnya belum terbuka), ibu saya malah lebih merisaukan kucing itu, waktu kakinya luka gara2 kena kawat, ibu saya dengan telaten merawatnya setiap hari. Bahkan kadang adik laki-laki saya bercanda menawarkan memasukkan Joni ke dalam KK.

Sebelumnya Joni juga cukup dekat dengan saya. Tempat favoritnya untuk tidur adalah pojokan kasur saya. Kadang juga dia naik ke paha saya untuk minta dimanja. Tapi semenjak saya hamil, joni menjadi larangan terbesar untuk saya. Apalagi saya ketika itu benar-benar merasa benci dengan Joni (mumpung karena bawaan bayi). Semua berbau Joni membuat saya merasa mual. Mulai bau pup-nya sampai bau makanannya. Itulah yang membuat saya menyesal.

Saya takut kalau janin dalam perut saya terganggu oleh penyakit yang mungkin saja ada pada kucing. Dan itu membuat saya menjadi sangat menjauhi Joni. Bahkan kadang mengelus saja saya takut. Saya pikir nanti ketika anak saya sudah lahir, saya bisa jadi teman terbaik untuk Joni lagi. Tapi semuanya terlambat menurut saya. Sekitar beberapa hari sejak Adara dating ke rumah, Joni tertabrak seorang cewe yang mengendarai motor (inilah penyebab saya sebel sekali sama cewek yang sok bisa mengendarai motor). Bahkan diakhir hayatnya dia sempat pulang ke rumah.

Sepupu saya mengatakan bahwa apabila kucing sudah menganggap pengasuhnya adalah keluarga yang dia sayang, maka sebelum mati dia akan pulang dulu ke rumah pengasuhnya. Kemudian pergi atau bersembunyi ketika kematiannya supaya pengasuhnya tidak tahu. Sebuah cara untuk berpamitan dan itu yang dilakukan Joni. Ibu saya berencana membawa Joni pergi ke dokter hewan ketika pulang dari bekerja, tapi semua terlambat. Joni sudah ditemukan tidak bernyawa bersembunyi di tumpukan sofa di kamarnya (sebenernya itu kamar untuk meletakkan sofa-sofa dan beberapa buku milik ibu saya yang akhirnya jadi kamar yang paling disukai Joni untuk tidur).

Saat ini Joni sudah terkubur di bawah ayunan di taman depan rumah ibu saya. Saya pikir itu tempat yang bagus. Joni dulu suka main di taman ketika kecil sampai besar. Awal-awalnya kami suka menangis atau kadang terpekur sedih kalau mengingat Joni. Mungkin itu juga kematian yang pertama kali adik saya lihat. Kadang kami juga masih suka membicarakannya. Tapi semua juga sudah terjadi. 3 bulan ini kami masih suka membicarakan Joni, tapi sudah tanpa air mata.

We always love you Jon….

BTW, teman saya menitipkan iklan untuk menjual kucing persianya. Jinak, dan umurnya sekitar 6 bulan (saya agak lupa). Bagi yang berminat silahkan menitip di komen bawah ini.

Obat

Hampir semua manusia di dunia ini pasti pernah akrab dengan obat. Baik itu obat modern atau tradisional, ataupun obat jasmani atau rohani. Intinya, saya adalah salah seorang yang akrab dengan obat (hlo…?)

Waktu kecil, saya termasuk anak yang cukup sering menderita sakit. Mulai batuk pilek, amandel, radang tenggorokan, sampe yang terakhir tipus. Segala macam obatpun sudah pernah saya coba tenggak. Mulai sirup, pil dan yang terakhir suntik (yang ini amit2 jangan sampai lagi). Paling enggak saya cukup fasih untuk minum obat. Bahkan kemampuan minum obat dalam bentuk pil atau kapsul cukup mumpuni. Buktinya, saya bisa minum obat tanpa aer. Eitttsss… jangan pada ketawa dulu en bilang, ah semua orang juga bisa. Suami saya termasuk orang yang enggak bisa minum obat yag berbentuk padat.

Saya taunya waktu kita masih pacaran. Waktu sakit saya tau dia bingung cari pisang buat sekedar minum obat. Itu bener-bener bikin saya ketawa ngakak, sementara suami saya merengut setengah mati. Saya tau di dalam hatinya yang paling dalam dia berteriak kencang sama saya, “LIAT AJA NANTI!!!!”. Sayangnya, dia berteriak dalam hati, jadi sekeras apapun teriaknya, saya waktu itu nggak denger dan tetap tertawa.

Tapi ketawa saya terbukti membawa kebaikan. Sekarang suami saya sudah bisa minum obat dengan media air. Ya… tak selamanya mengece itu berakibat buruk toh? Mungkin awalnya suami saya setengah mati menelannya, tapi sekarang saya kira dia sudah cukup expert.

Yayaya… semua kesombongan juga punya batas. Terbukti saya paling anti sama obat yang lewat media jarum suntik. Buktinya bisa di baca di cerita saya yang ini. Biarpun suami saya mengece ketakutan saya terhdap jarum suntik, tapi tetap itu menjadi momok terbesar saya. Ya itu juga membuktikan kadang metode mengece juga tidak berhasil.

Obat juga gak selalu untuk sakit secara fisik saja. Sakit secara jiwa juga butuh obat. Ya walaupun obatnya juga bukan obat yang terlihat secara fisik. Saya masih ingat ketika hati saya tersakiti dulu. Butuh waktu lama untuk menyembuhkannya. Banyak yang bilang, itu karena hati yang sakit butuh ‘waktu’ sebagai obatnya. Tapi menurut saya, waktu saja enggak cukup. Akan butuh ‘waktu’ yang sangat amat lama untuk bisa menerima semua itu.harus ada satu obat lagi yang saya miliki,ikhlas. Obat yang satu ini apotekernya harus diri sendiri dan dosisnya tergantung dari masing-masing kemampuan apoteker. Bedanya obat yang satu ini sama obat yang laen yang dibikin apotik atas resep dokter atau tidak ada di dosisnya. Obat laen dosisnya kalau bisa jangan terlalu tinggi atau berbahaya buat tubuh. Tapi obat ikhlas ini, semakin tinggi dosisnya semakin baik untuk tubuh.

Tapi, tentu aja, untuk mnjadi ikhlas butuh kesiapan mental yang amat sangat (terutama saya). Butuh waktu untuk berfikir, ‘ya itu memang bukan rejeki saya’, ‘ya dia memang bukan jodoh saya’, ‘ya mungkin saya harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan nilai lebih baik’, dan ‘ya-ya-ya’ yang lain. Tapi, sepahit apapun obat tentu harus diminum untuk kesembuhan tho.

Saya cuma bisa berharap, semoga saya bisa menjadi apoteker yang handal untuk obat yang satu itu. Saya kira itu juga jadi harapan semua orang. Belajar jadi satu-satunya cara untuk bisa memahami itu semua. Termasuk belajar menerima kenyataan sepahit apapun itu. Inilah yang mebuat saya juga belajar untuk mengajari anak saya mau menelan obat meskipun pahit. Semangat ya nak…hohohohoho….

 

Jarum Suntik

Dari jaman SD sampai sekarang menikah, yang namanya jarum suntik dah jadi musuh utama buat saya. Bedanya waktu masih SD masih lebih berani daripada sekarang. Penyebabnya, tentu aja karena gengsi saya yang begitu besar.

Jaman sekolah, saya terkenal sebagai cewek yang tomboy (bahkan waktu SMP saya pernah dipanggil Ranma). Imej yang begitu melekat kuat sampai-sampai membuat saya berani menghadapi jarum suntik waktu imunisasi. Padahal dalam hati saya berteriak-teriak minta tolong. Jaman SMP-pun saya cukup terselamatkan sama muka dokter yang ganteng. Sekarang saya cukup menyesal waktu inget saat itu. Kenapa gak sekalian pura-pura pingsan biar bisa deket-deket agak lama ( sifat ababil yang kumat).

Puncaknya saya begitu dekat dengan jarum suntik ketika masa-masa kehamilan. Ketika usia kadungan saya memasuki trimester akhir, penyakit tipus datang untuk silaturahmi. Penyakit yang membuat saya benar-benar menyesal membeli tahu goring yang dijajakan di bis. Sudah enggak enak, mahal, bikin penyakit lagi. Penyakit ini membuat saya demam hingga harus menginap di Rumah Sakit.

Masih teringat ketika jarum inpus ready untuk dimasukkan ke pembuluh darah saya. Ada sekitar 5 orang yang menahan saya supaya tidak berontak termasuk diantaranya suami saya. Saya masih ingat ancaman yang membuat saya ‘sedikit’ tenang saat itu ketika salah seorang suster (yang bagian mengeksekusi jarum inpus ke saya) bilang, “Kalau ibu enggak bisa diam, saya terpaksa harus menusuk lagi kalau jarum ini enggak pas masuknya”. Saya tidak berontak, tapi saya teriak super keras. Saya sangat yakin kalau orang-orang di luar mengira saya sedang melahirkan.

Setiap hari saya harus menghadapi jarum, mulai dari antibiotik, sampai mengambil darah. Dan setiap hari saya harus teriak kesakitan. Ketika tipus itu semakin parah, saya terpaksa dilarikan ke rumah sakit yang lebih besar. Parahnya lagi saya harus masuk ke ruang intensip dan berhadapan dengan dokter muda yang masih tidak bisa mengambil darah. Dan itu pertama kalinya saya marah sama dokter. Untungnya saya segera dipindahkan ke ruangan lain.

Untuk penyakit tipus ini saya harus mengunjungi RS sampai 2 kali dalam 1 bulan. Kalau dihitung, separuh bulan saya Cuma mendekam di kamar RS untuk terkapar dan menerima suntikan. Begitu pulang, saya benar-benar bersumpah untuk membenci tahu yang dijual di bis.

Saya pikir siksaan jarum suntik berakhir disitu saja, tapi itu semua ternyata salah. Saya tetap harus menerima suntika ketika akan melahirkan Adara. Karena air ketuban saya yang merembes keluar, saya harus segera melahirkan Adara. Benar-benar tanpa persiapan. Bahkan dokter kandungan saya sudah merencanakan untuk operasi. Saya harus masuk RS Bersalin dan siap untuk menerima jarum-jarum menancap lagi. Untungnya saya bisa melahirkan normal dan tidak ada masalah sehingga saya bisa cepat keluar dari RSB.

Sekarang saya harus menghadapi jarum suntik setiap bulan. Bukan untuk menerima suntikan tapi melihat si kecil disuntik. Yang rasanya sama seperti saya yang disuntik waktu melihat si kecil imunisasi. Namanya juga ibu-ibu….

 

Re Tea Time

re lemon tea time

Selalu Denganmu

Nemu tulisan ini pas lagi bersih-bersih email yang udah ribuan. ini tulisan buat blog yang lama tapi masi enak buat di share di blog yang ini. catetan aja, ini tulisan dibuat tahun 2007. Masa-masa saya masi pacaran sama suami. hehehehe… sooo… loooongg… timee…..

“Kebahagiaan perempuan adalah bersama orang yang dicintainya.”

Aku baru baca buku lagi…OK…OK!! Ngaku deh, bukan buku tapi komik! Segitunya kalo gak percaya. Balik lagi, komik yang aku baca itu kumpulan cerita sama beberapa essai. Waktu pertama kali pinjam aku ngerasa aneh banget sama komik ini. Isinya cinta-cintaan mulu. Iya…ngaku lagi deh…ku juga suka sama komik-komik serial cantik. Tapi sudah lama banget aku gak baca komik-komik serial cantik. Selain gara-gara gak sempat, cowokku juga gak suka komik serial cantik (ku kan tukang nebeng baca komik!). Alhasil kalo ada kesempatan minjem, aku lebih cenderung cari serial cantik.

Kata-kata di atas itu yang aku temuin di dalam komik yang aku pinjem. Menurut aku, itu mengena banget terutama buat aku sendiri. Yup, aku termasuk cewek yang suka sama EVENT, sedang cowok aku nggak. Disaat aku pengen ngerayain setiap tanggal yang menurut aku penting, dia lebih banyak ”berenang” sama pekerjaan dia (aku pake kata ”berenang” bukan ”tenggelam” soalnya cowok aku pinter renang!). Bukannya aku cemburu sama kerjaannya, tapi aku pengen banget punya lebih banyak waktu cuma buat kita berdua aja. Emang kedengerannya egois banget, tapi setiap cewek pasti juga pengen kan! Polling aseli dari tiap cewek yang punya cowok, dan dia bener-bener sayang banget sama cowokknya pasti pengen bisa lama-lamaan sama cowoknya. Cranberries aja ngomong ”you have to let it LINGER!”

Semua itu balik lagi sama kata-kata di awal tadi, tapi menurut aku kata-kata itu sedikit terlalu ”vulgar”. Kenyataannya saat ini Pengadilan Agama banyak banget terima order perceraian dan beberapa diantaranya justru diakibatkan masalah selain kebersamaan, uang misalnya. Contoh aja, dalam suatu keluarga si suami gak mau kerja, jadinya istri yang harus kerja banting tulang sementara si suami males-malesan. Akhirnya si istri minta cerai gara-gara gak kuat sama kelakuan suaminya. Padahal, jelas banget kalo si suami sama-sama istrinya terus (lha gak ngapa-ngapain!). Lha trus gimana dung? Ya gak gimana-gimana juga, pada akhirnya kalimat itu jangan dipisah-pisah. Terutama bagian ”bersama orang yang dicintainya”

Yeah, love is blind babe! Kalo sampai terjadi perpisahan berarti cinta diantara pasangan itu sudah menurun, bahkan nol ataupun negative. Sama seperti hokum Gossen yang membahas tingkat kepuasan seseorang. MU atau Marginal Utillity seseorang akan selalu turun bahkan menjadi nol ataupun negative. Sedangkan Total Utillity akan mengalami kenaikan dan pada suatu titik jenuh dimana MU sama dengan nol maka TU tidak mengalami perubahan, dan pada saat MU negative maka TU akan mengalami penurunan. Kalau dilihat lagi dari kasus tadi, pasangan itu sudah sulit menemukan “cinta” itu lagi. Di sini si suami bukan lagi menjadi ”orang yang dicintai”istrinya lagi.

Karena itu, untuk menunjang kebahagiaan dari kalimat di atas, dibutuhkan kata-kata terakhir, DICINTAI – cinta. It’s real, love will make you happy, make you complete. Contoh konkrit, cinta pada pasangan, cinta pada keluarga, atau yang paling utama cinta sama Allah SWT. Tuhkan bener, kalau cinta itu “make you complete!”

Dan emang bener, aku bahagia sama-sama orang yang aku cintai. Dan aku selalu berharap dia juga gitu. Aku cuma berharap dan berusaha supaya cinta aku sama dia seperti kurva penawaran. Slope positif, selalu naik, minimal dia bakalan tetap berbentuk garis horisontal, dan nggak pernah turun. Soalnya aku pengen banget ngerasain bahagia itu terus. He9

sekarang, saya sudah nikah en bahkan sudah beranak pinak tapi tetep ja harus LDR. hehehehe… maklum, Dara masi 2 bulan jadi lom bisa diajak ke kota kerja bapaknya. semoga aja secepatnya bisa kesana. yah, bedanya kalo dulu berat gara-gara kesepian, kalo sekarang sudah agak gak kerasa gara-gara ada bidadari kecil yang satu ini. malah bapaknya yang bingung mau pulang aja…hahai…

Ketika Si Kecil Sakit

Banyak yang bilang, sebagai seorang newborn mother itu sedikit berat. Terutama dibagian begadangnya. Tapi, sebagai seorang newborn Momma, saya menemukan lagi hal yang lebih berat daripada begadang. Waktu anak tiba-tiba sakit. Secara, untuk begadang saya cukup terlatih. Paling tidak, masa-masa menyelesaikan skripsi sudah melatih saya untuk menjadi kelelawar. Tapi, kalau menghadapi anak sakit, bisa kuadrat-kuadrat paniknya.

Alkisah, Adara sayang yang usianya baru aja 2 bulan, sudah hampir sebulan ini mengalami yang namanya sulit BAB. Kalau BAB pasti ngedennya lama banget dan anaknya kelihatan kesakitan. Setelah browsing internet dan tanya sana-sini, hal itu katanya biasa dialami bayi. Toh, penampakan BAB-nya warnanya kuning bagus. Tapi beberapa minggu ini, si cantik semakin meningkat intensitas ‘ngeden’nya. Bahkan kadang dia sampai teriak gara-gara nggak kuat. Akhirnya, berangkatlah bapak ibu dan anak ini ke dokter anak.

Begitu diperiksa dokter langsung nanya apa ibunya mengkonsumsi jamu-jamuan. Gerak perilstatik di perut Adara dibilag nggak normal dan biasanya terjadi kalau Ibu-nya minum jamu-jamuan. Secara Dara ini ASI eklusif, jadi apa yang dimakan ibunya bakal pengaruh sama anaknya. Lha dari riwayat saya jadi manusia, saya bukan penghobi jamu. Jamu favorit saya beras kencur sama kunir asem. Itu aja sudah lama gak pernah minum lagi. Pemeriksaan hari itu berakhir dengan resep puyer yang gak ditebus sampai sekarang.

Eyang putri dari si bidadari kecil langsung menyarankan untuk ke dokter spesialis anak lain buat cari second opinion. Sampai mengantarkan juga ke dalam ruang periksa dokternya. Dokter yang kedua ini jauh lebih nyentrik. Orangnya sudah sepuh, sedikit gendut sama beralis tebal yang warnanya sudah mirip dengan rambutnya, bersembur putih a.k.a ubanan. Pengalaman masuk ke ruang periksa biasanya ditanyakan dulu apa keluhannya, tapi dokter yang satu ini sama sekali gak Tanya apa-apa. Begitu perawat selesai membuka baju Dara, dokter ini langsung nempel-nempelin stetoskopnya ke badan kecil Adara. Pakai acara dimiring-miringin segala yang bikini bunya ketir-ketir (siapa ibu yang gak ketir-ketir kalo anaknya diulet-ulet kayak gitu). Dan pertanyaan sama juga terluncur dari dokter ini. Apa ibunya minum jamu?

Semua jamu disebutin sama pak dokter yang satu ini. Sampai-sampai jenis jamu pelancar ASI juga, walaupun sudah dalam bentuk tablet. Dan jatuhnya, sama Minyak ikan Kod. Lansung disuruh stop! Begitu juga sama sari kurma. Dokter yang satu ini gak banyak omong begitu didebat, dia Cuma bilang, ya gak papa kalo mau anaknya masuk rumah sakit (yang langsung bikin saya sama eyang putri si kecil klakep diem).

Dan resep puyer-pun kali ini didapat lagi. Malah ada 2 macem lagi. Sekarang malah ada antibiotik sama obat untuk mencret. Memang antibiotik asal sesuai kebutuhan dengan indikasi yang tepat bisa diberikan agar kondisi bayi tidak bertambah parah. Tapi, bayi sekecil ini sudah minum antibiotik. Mak-nya ya rada ketar-ketir juga.

Pernah baca kalau antibiotik gak semuanya cukup aman diberikan untuk bayi. Jenis siprofloksasin misalnya, katanya bisa mempengaruhi pertumbuhan. Walaupun gak tau gimana mempengaruhinya, tapi tetep aja sebagai orang awam ngerasa ngeri juga.

Singkat kata Adara minum juga semua obat ini. Dan ngasih minum obatnya juga susaaahhh banget. Terutama yang antibiotic itu. Pasti rasanya paiiiiittt banget. Si kecil sampai kadang mau muntah gara-gara nggak kuat rasanya. Pertama kali ngasi obat, langsung nangis emak-nya gara-gara gak tega liatnya (dan si kecil tidur pules). Tapi semuanya sedikit terbayar, si kecil Adara sekarang sudah gak ngerasa kesakitan lagi waktu BAB. Lancar juga walau agak ngeden, tapi enggak sekeras biasanya. Waktu tidurnya juga sudah kembali normal kayak kebiasaannya dulu. Semoga sembuh terus ya nak…

Jadi para Mommy-Mommy sekalian, pelajaran yang bisa dipetik dari pengalaman yang satu ini adalah

1. Jangan pernah makan atau minum yang aneh-aneh kalau sedang menyusui! (ini kata pak dokter beralis tebal)

2. Perhatikan sekecil apapun perubahan pada si kecil.

3. Jangan ragu-ragu kalau meminumkan obat pada si kecil! Semakin lama semakin pait tauk! (yang terakhir ini sangat harus diperhatikan terutama untuk saia!)

WELCOME (bukan keset)

Selamat datang di blog ini. Emang c sekarang masi belum diapa-apain, tapi blog ini bakal jadi tempat Rike a.k.a ibu-nya Dara a.k.a Re buat berkeluh kesah, share ato semuanya yang pengin diomongin.

Ada yang pernah masuk ke relemontea.blogspot.com ato relemontea.wordpress.com? ya itu blog Re juga. bedanya, yang ini blog Re waktu sudah nikah, kalo yang 2 itu waktu masi ababil. hehehehe… Tapi, formatnya tetep sama kok. Insya Allah, tetep ada komik Re Lemon Tea-nya, malah disini bakl ada poto-poto Re sama semua orang yang sempat kejepret bareng ato ada di koleksi album poto Re.

Harapannya c semoga semua yang baca blog ini bakal kehibur. Jadi, selamat menikmati.